Membakar senj[A]
Amarah, Cinta, dan Anarki
Surat Balasan Ted Kaczynski Untuk Seorang Anarkis Turki
Categories: General

Introduksi

Ted Kaczynski menulis surat ini sebagai balasan kepada seorang anarkis Turki, Kara, yang mengirimkan sejumlah pertanyaan sebagai wawancara untuk zine-nya. Saya tidak menampilkan semua isi surat Kara, saya hanya mengutip pertanyaan yang dijawab oleh Kaczynski. Ejaan dan kesalahan ketik telah diperbaiki. Bahasa Inggris Kara telah diperbaiki. Bagian judul telah ditambahkan_

Dalam surat tersebut, Kaczynski menjelaskan motivasi pribadinya untuk melarikan diri dari peradaban; dia mengutip dari jurnalnya untuk menjelaskan motif dari penghancuran yang dilakukannya; dia menuntut tanggung jawab dari teknologi untuk peradaban; dia membahas gagasan non-kekerasan didalamnya; dia menyangkal pandangan romantis dari masyarakat primitif yang dipromosikan oleh para primitivis; dan dia memperingatkan potensi kontra-revolusioner dari “Gerakan Anarkis Hijau”, yang menurutnya terpengaruh oleh nilainilai kiri_

Mengenani pengeboman yang dilakukannya, Kaczynski mengatakan bahwa dia berusaha menghancurkan masyrakat industri hanya setelah tanah yang dia tinggalkan itu dihancurkan oleh pembangunan_

Berikut isi suratnya_

Halo kara,

Maaf, karena saya butuh waktu yang lama untuk menjawab surat anda pada tanggal 12 Agustus yang lalu. Saya biasanya sibuk, terutama dalam menjawab surat, dan surat anda tidak bisa saya jawab dengan cepat, karena beberapa pertanyaan anda membutuhkan jawaban yang panjang, rumit, dan saya sangat hatihati dalam menjawabnya_

Untuk alasan yang sama, saya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menjawab semua pertanyaan anda. Jadi saya hanya menjawab beberapa pertanyaan saja –pertanyaan yang menurut saya penting dan dapat dijawab dengan mudah dan singkat_

Biografi

Kara: dimana/kapan anda dilahirkan?

Saya lahir di Chicago, Illionis, USA, pada tanggal 22 Mei 1942_

Kara: dimanakah anda bersekolah?

Saya lulusan sekolah dasar dan sekolah tinggi di Evergreen Park, Illinois. Saya mendapat gelar sarjana dari Harvard University, dan gelar master dan gelar doctor di bidang matematika dari University of Michigan_

Kara: apa pekerjaan anda?

Setelah mendapatkan gelar doctor, saya bekerja sebagai asisten professor matematika di University of California_

Kara: apakah anda sudah menikah dan mempunyai anak?

Saya tidak menikah dan tidak mempunyai anak_

Menolak Peradaban

Kara: anda adalah seorang matematikawan –apakah anda memiliki pikiran seperti itu sekarang? Apa yang telah merubah ideide anda? Kapan anda mulai berpikir bahwa ada masalah di dalam peradaban ini? Dapatkah anda mengatakan mengapa anda menolak peradaban? Bagaimana/kapan anda memutuskan untuk tinggal di hutan?

Jawaban lengkap untuk pertanyaanpertanyaan tersebut terlalu panjang dan rumit, tapi saya akan mengatakannya sebagai berikut:

Proses dimana saya menolak modernitas dan peradaban saya lakukan ketika saya berusia sebelas tahun. Pada usia itu saya mulai tertarik dengan cara hidup primitif setelah saya membaca kehidupan manusia Neanderthal. Pada tahuntahun berikutnya, sampai ketika saya masuk Harvard University pada usia enam belas tahun, saya sering bermimpi untuk melarikan diri dari peradaban dan hidup di alam bebas. Selama periode yang sama, ketidak-sukaan saya terhadap kehidupan modern mulai tumbuh ketika saya semakin sadar bahwa status orangorang dalam masyarakat industri hanyalah sekedar sekrup di dalam mesin, bahwa mereka tidak mempunyai kebebasan dan belas kasihan dari organisasi yang mengontrol hidup mereka_

Setelah saya masuk Harvard University saya mengambil beberapa studi di bidang antropologi, yang mengajari saya lebih lanjut tentang orangorang primitif dan memberi saya sebuah hasrat untuk mencari beberapa pengetahuan yang memungkinkan mereka untuk hidup di alam bebas. Misalnya, saya ingin memiliki pengetahuan mereka tentang tanaman yang dapat dimakan. Tapi saya tidak mengetahui dimana saya bisa mendapatkan pengetahuan seperti itu sampai beberapa tahun kemudian, ketika saya menemukan beberapa buku tentang tanaman liar yang dapat dimakan. Buku pertama yang saya beli adalah “Stalking the Wild Asparagus”, karangan Euell Gibbons, dan setelah itu ketika saya pulang dari kampus dan sekolah pasca sarjana selama musim panas, saya beberapa kali pergi ke hutan lindung Cook County di dekat Chicago untuk mencari tanaman liar yang dapat dimakan. Awalnya tampak menakutkan dan aneh untuk pergi ke hutan sendirian, jauh dari jalanan. Tetapi setelah saya mengetahui tentang hutan dan berbagai tanaman dan hewan yang hidup di dalamnya, perasaan aneh dalam diri saya menghilang dan saya merasa lebih nyaman berada di dalam hutan. Saya juga memastikan bahwa saya tidak ingin hidup dalam peradaban saat ini, dan bahwa saya ingin pergi dan tinggal di alam bebas_

Sementara itu, saya lumayan bagus dalam matematika. Sangat menyenangkan ketika dapat memecahkan persoalan dalam matematika, namun sebenarnya matematika itu membosankan dan kosong karena bagi saya matematika tidak memiliki tujuan. Jika saya bekerja dalam matematika terapan berarti saya memberikan kontribusi terhadap pembangunan masyarakat teknologi yang saya benci, jadi saya hanya bekerja dalam matematika murni. Tapi matematia murni hanya sebuah permainan. Saya tidak mengerti, dan saya masih tidak mengerti, kenapa matematikawan menyia-nyiakan seluruh hidup mereka dalam permainan belaka. Saya benarbenar tidak puas dengan kehidupan seperti itu. Saya tahu apa yang saya inginkan: pergi dan hidup di alam bebas. Tapi saya tidak tahu bagaimana melakukannya. Hari ini tidak ada gerakan primitivis, tidak ada survivalis, dan siapa saja yang meninggalkan karir menjanjikan di bidang matematika untuk hidup di hutan atau gunung akan dianggap sebagai orang bodoh atau gila. Saya tidak tahu (bahkan satu orang) yang mengerti alasan mengapa saya melakukan hal ini. Jadi, jauh di dalam hati saya, saya merasa yakin bahwa saya tidak akan bisa melarikan diri dari peradaban_

Karena saya merasa bahwa kehidupan modern sudah benarbenar tidak dapat diterima, saya merasa putus asa, hingga pada usia 24, saya mengalami sebuah krisis: saya merasa sangat sedih, sehingga saya tidak peduli apakah saya hidup atau mati. Tapi ketika saya mencapai titik itu, perubahan mendadak terjadi: saya menyadari bahwa jika saya tidak peduli apakah saya hidup atau mati, maka saya tidak perlu takut akan konsekuensi apapun dari halhal yang saya bisa lakukan. Karena itu saya bisa melakukan apapun yang saya inginkan. Saya bebas! Itu adalah titik balik dalam hidup saya karena saya memperoleh keberanian, yang berada dalam diri saya sejak dulu. Pada waktu itu juga, saya semakin yakin bahwa saya benarbenar ingin pergi untuk hidup di alam bebas, apapun konsekuensinya. Dua tahun saya mengajar di University of California untuk menyimpan uang, kemudian saya berhenti dari pekerjaan itu dan mulai pergi untuk mencari tempat tinggal di hutan_

Motivasi Pengeboman

Kara: bagaimana/kapan anda memutuskan untuk melakukan pengeboman?

Akan menghabiskan banyak waktu untuk memberikan jawaban lengkap pada bagian terakhir dari pertanyaan kesembilan anda, tapi saya akan memberikan jawaban parsial dengan mengutip apa yang saya tulis di jurnal saya pada tanggal 14 Agustus 1983:

5 Agustus saya mulai perjalanan ke timur. Saya mendirikan tenda di tepi jurang yang saya sebut “Diagonal Gulch”. Saya masih tinggal di sana keesokan harinya, 6 Agustus. Saya merasakan kedamaian hutan di sana. Tetapi ada beberapa huckleberry di sana, dan meskipun ada rusa, hanya sedikit sekali permainan kecil di sana. Selain itu, saya melihat dataran tinggi yang indah dan terpencil dimana berbagai ranting Trout Creek berasal. Jadi saya memutuskan untuk pergi ke daerah tersebut pada tanggal 7 Agustus. Sesaat setelah melewati jalanan di sekitar Crater Mountain saya mulai mendengar suara gergaji mesin; suara itu sepertinya berasal dari hulu Roaster Bill Creek. Saya berasumsi mereka sedang memotong pohon; saya tidak suka hal itu tapi saya pikir saya bisa menghindari halhal semacam itu jika saya sampai di dataran tinggi. Berjalan di lereng bukit, saya melihat di bawah terdapat sebuah jalan baru yang tidak ada sebelumnya, untuk menyebrangi pegunungan di dekat Stemple Creek. Hal ini membuat saya sedikit gerah. Meskipun demikian, saya tetap melanjutkan perjalanan ke dataran tinggi. Apa yang saya temukan di sana menyakiti hati saya. Dataran tinggi itu dilintasi sebuah jalanan baru, lebar dan dibuat dengan baik untuk jalanan seperti itu. Dataran tinggi ini telah dirusak. Satusatu-nya yang bisa menyelamatkannya sekarang adalah hancurnya masyarakat teknologi. Saya tidak tahan. Itu adalah tempat terbaik dan terindah di sekitar sini dan saya memiliki kenangan indah tentangnya_

Terdapat jalanan yang melintas beberapa ratus meter dari tempat indah dimana saya berkemah untuk waktu yang lama beberapa tahun yang lalu dan melewati saatsaat bahagia di sana. Penuh kesedihan dan kemarahan saya kembali dan berkemah di South Fork Humbug Creek_

Keesokan harinya saya memulai perjalanan dari rumah kabin saya. Rute saya membawa saya melewati tempat yang indah, tempat favorit saya dimana ada mata air murni yang aman untuk diminum tanpa harus direbus dahulu. Saya berhenti dan berbicara semacam doa kepada jiwa musim dingin. Itu adalah doa dimana saya bersumpah akan membalas dendam atas apa yang sudah dilakukan terhadap hutan_

Jurnal saya melanjutkan: “[…] dan kemudian saya pulang ke rumah secepat yang saya bisa karena ada sesuatu hal yang harus saya lakukan!”

Anda bisa menebak apa yang saya lakukan_

Teknologi dan Peradaban

Kara: apa yang membuat anda memutuskan untuk mengebom area teknologi? Bagaimana anda pikir kita bisa menghancurkan peradaban? Apa yang akan membuat kehancuran itu menjadi lebih dekat?

Jawaban lengkap atas pertanyaan tersebut akan menghabiskan waktu yang telalu banyak. Namun pernyataan berikut mungkin relevan untuk pertanyaan tersebut:

Masalah peradaban identik dengan masalah teknologi. Pertama-tama saya akan menjelaskan bahwa ketika saya berbicara tentang teknologi saya tidak hanya mengacu pada bentuk fisik seperti alat dan mesin. Termasuk juga teknikteknik, seperti teknik kimia, teknik sipil, atau bioteknologi. Termasuk juga teknik manusia seperti propaganda atau pendidikan psikologi, serta teknik organisasi yang tidak bisa eksis di tahap selanjutnya tanpa kehadiran bentuk fisik teknologi –alat, mesin, dan struktur– dimana seluruh sistem teknologi sangat bergantung padanya_

Namun, teknologi dalam arti yang lebih luas tidak hanya mencakup teknologi modern tetapi juga teknik dan bentuk fisik yang ada di awalawal terbentuknya masyarakat saat ini. Contohnya, membajak, memanfaatkan hewan, perkakas dari besi, domestikasi tanaman dan hewan, dan agrikultur, peternakan, dan pengerjaan logam. Awalawal peradaban bergantung pada teknologi ini, seperti halnya teknikteknik manusia dan organisasi yang diperlukan untuk mengatur orang. Peradaban tidak bisa eksis tanpa teknologi yang mendasari mereka. Sebaliknya, dimana teknologi berada, disitulah tersimpan kemungkinan peradaban akan berkembang cepat atau lambat_

Dengan demikian, masalah peradaban bisa disamakan dengan masalah teknologi. Semakin jauh kita menyerang teknologi, semakin jauh pula kita menyerang peradaban ini. Jika kita bisa mendorong teknologi kembali ke zaman batu, maka tidak akan ada lagi peradaban_

Kekerasan

Kara: tidakkah anda berpikir kekerasan adalah kekerasan?

Mengacu pada tindakan saya yang anda tanyakan, “tidakkah anda berpikir kekerasan adalah kekerasan?”, tentu saja, kekerasan adalah kekerasan. Dan kekerasan merupakan bagian penting dari alam. Jika predator tidak membunuh beberapa mangsanya, maka spesies dari mangsa tersebut akan berlipat ganda menuju titik dimana mereka akan merusak lingkungan dengan mengkonsumsi semua makanan. Banyak hewan yang mengalami kekerasan bahkan terhadap anggota spesies mereka sendiri. Sebagai contoh, kita mengetahui bahwa simpanse liar membunuh simpanse lainnya. Lihat majalah Time, 19 Agustus 2002, halaman 56. Di beberapa daerah, perkelahian sering terjadi di antara kumpulan beruang liar. Majalah Bear and Other Top Predators, Volume 1, Issue 2, halaman 28-29, memperlihatkan foto beruang yang sedang berkelahi dan foto beruang yang terluka dalam perkelahian, dan menyebutkan bahwa luka tersebut dapat menyebabkan kematian. Di antara burung laut yang biasa disebut brown boobies, dua telur diletakkan di sarangnya masingmasing. Setelah telur menetas, salah satu burung muda saling menyerang satu sama lain untuk keluar dari sarang, sampai mati. Lihat artikel “Sibling Desperado”, Science News, Volume 163, 15 Februari 2003_

Manusia di alam merupakan salah satu dari spesies kekerasan. Sebuah survey umum yang baik tentang budaya masyarakat pemburu-dan-pengumpul adalah The Hunting People, karangan Carleton S. Coon, diterbitkan oleh Little, Brown and Company, Boston and Toronto, 1971, dan dalam buku ini anda akan menemukan berbagai contoh kekerasan oleh manusia terhadap manusia lainnya dalam masyarakat pemburu-dan-pengumpul. Professor Coon menjelaskan (halaman XIX, 3, 4, 9, 10) bahwa dia mengagumi masyarakat pemburu-dan-pengumpul dan menganggap peradaban mereka lebih beruntung daripada peradaban saat ini. Tapi dia orang yang jujur dan tidak menyensor aspekaspek kehirupan primitif, seperti kekerasan, yang tampaknya tidak menyenangkan bagi orangorang modern_

Dengan demikian, sudah jelas bahwa kekerasan adalah bagian alami dari kehidupan manusia. Tidak ada yang salah dengan kekerasan dalam dirinya sendiri. Dalam kasuskasus tertentu, apakah kekerasan itu baik atau buruk tergantung pada bagaimana penggunaannya dan tujuannya_

Jadi, mengapa orangorang modern menganggap kekerasan adalah kejahatan dalam dirinya sendiri? Mereka melakukannya hanya untuk satu alasan: mereka telah dicuci otak oleh propaganda. Masyarakat modern menggunakan berbagai bentuk propaganda untuk mengajarkan kepada yang lainnya untuk menjadi takut dan ngeri dengan kekerasan karena sistem teknoindustrial membutuhkan suatu populasi yang takut, jinak, dan takut untuk menegaskan dirinya sendiri, suatu populasi yang tidak akan membuat masalah atau mengganggu fungsi teratur dari sistem tersebut. Kekuasaan pada akhirnya tergantung pada kekuatan fisik. Dengan mengajarkan bahwa kekerasan adalah salah (kecuali, tentu saja, ketika sistem itu sendiri menggunakan kekerasan melalui polisi atau militer), sistem mempertahankan monopoli kekuatan fisik dan dengan demikian mempertahankan semua kekuasaan di tangan mereka_

Apapun rasionalisasi filsafat atau moral menciptakan keyakinan bahwa kekerasan adalah salah, alasan yang nyata bagi keyakinan seperti itu adalah mereka tidak sadar telah menyerap propaganda dari sistem saat ini_

Anarkisme Hijau

Kara: bagaimana anda melihat anarkis, anarkis-hijau, anarcho-primitivis? Setujukah anda dengan mereka? Bagaimana dengan vegetarianisme/veganisme? Apa pendapat anda tentang menolak untuk makan dan memanfaatkan hewan? Apa pendapat anda tentang gerakan pembebasan hewan/bumi? Apa pendapat anda tentang kelompok seperti Earth First!, Earth Liberation Front, dan Gardening Guerrillas?

Semua kelompok yang anda sebutkan adalah bagian dari gerakan tunggal. (Mari kita menyebutnya dengan “Green Anarchist” (GA) Movement). Tentu saja, orangorang ini benar sejauh mereka menentang peradaban dan teknologi yang mendasarinya. Namun, karena perkembangan bentuk dari gerakan ini, mereka sebenarnya dapat membantu untuk melindungi sistem teknoindustrial dan menghambat revolusi. Saya akan menjelaskannya:

Sulit untuk menahan pemberontakan langsung. Ketika pemberontakan berhasil dipadamkan, pemberontakan itu akan terjadi kembali dengan bentuk baru yang membuat pemerintah kesulitan untuk mengatasinya. Sebagai contoh, pada tahun 1878 Reichstag Jerman memberlakukan Undang-undang yang keras dan represif terhadap gerakan Sosial-Demokrat, sebagai akibat dari hancurnya gerakan itu dan para anggotanya terpencar, bingung, dan putus asa. Tetapi itu tidak berlangsung lama. Gerakan ini segera bersatu kembali, menjadi lebih energik, dan menemukan caracara baru untuk menyebarkan ideide mereka, sehingga pada tahun 1884 gerakan itu menjadi lebih kuat daripada sebelumnya. G. A. Zimmermann, Das Neunzehnte Jahrhundert: Geshichtlicher und kulturhistorischer Rückblick, Druck und Verlag von Geo. Brumder, Milwaukee, 1902, page 23_

Dengan demikian, pengamat dapat melihat bahwa kelaskelas yang kuat dari masyarakat dapat lebih efektif mempertahankan diri melawan pemberontakan dengan menggunakan kekerasan dan penindasan langsung hanya sampai batas tertentu, dan mengandalkan manipulasi untuk mengalihkan pemberontakan. Salah satu perangkat yang paling efektif adalah dengan menyediakan saluran yang mana impuls pemberontak dapat dinyatakan dengan caracara yang tidak berbahaya bagi sistem. Sebagai contoh, majalah satir Krokodil di Uni Soviet telah dirancang untuk menyediakan outlet keluhan dan kemarahan terhadap pemerintah dengan cara yang tidak akan menyebabkan seorang pun akan mempertanyakan legitimasi dari sistem Soviet atau memberontak dengan cara yang lebih serius_

Namun sistem “demokrasi” Barat telah mengembangkan mekanisme yang jauh lebih canggih dan efektif untuk membelokkan pemberontakan daripada di Uni Soviet. Ini adalah fakta yang benarbenar luar biasa, bahwa pemberontakan di dalam masyarakat modern Barat terhadap nilainilai sistem hanyalah membayangkan diri mereka di dalam pemberontakan. “Pemberontak” kiri mendukung kesetaraan ras dan agama, kesetaraan bagi kaum perempuan dan kaum homoseksual, perlakuan manusiawi terhadap hewan, dan sebagainya. Tetapi ini adalah nilainilai yang diajarkan oleh media massa Amerika secara berulang-ulang tiap hari. Kaum kiri telah begitu menyeluruh dicuci otak oleh propaganda media bahwa mereka bisa “memberontak” hanya dalam nilainilai tersebut, terhadap nilainilai teknoindustrial itu sendiri. Dengan cara ini sistem berhasil membelokkan pemberontakkan ke jalur yang tidak membahayakan sistem itu sendiri_

Masyarakat primitif

Visi romantis

Pemberontakan terhadap teknologi dan peradaban adalah pemberontakan yang nyata, serangan nyata pada nilainilai sistem yang ada. Tetapi green anarkis, anarko-primitivis, dan sebagainya (gerakan GA) telah sangat terpengaruh oleh kaum Kiri bahwa pemberontakan mereka melawan peradaban sebagian besar telah dinetralisir. Bukannya memberontak melawan nilainilai peradaban, mereka malah mengadopsi nilainilai itu sendiri dan telah membangun sebuah gambaran imajiner yang mengaktifkan nilainilai tersebut. Mereka menyatakan bahwa masyarakat pemburu-pengumpul bekerja hanya 2-3 jam sehari (14 sampai 21 jam seminggu), bahwa mereka memiliki kesetaraan gender, bahwa mereka menghormati hakhak binatang, bahwa mereka tidak merusak lingkungan, dan sebagainya. Tetapi semua itu dalah mitos. Jika anda membaca banyak laporan yang ditulis oleh orang yang secara pribadi mengamati masyarakat pemburu-pengumpul pada saat mereka relatif bebas dari pengaruh peradaban, anda akan menemukan bahwa:

– Semua masyarakat makan makanan yang berasal dari hewan, tidak ada yang vegan_
– Sebagian besar (jika tidak bisa dikatakan semua) dari masyarakat itu kejam terhadap binatang_
– Sebagian besar masyarakat ini tidak memiliki kesetaraan gender_
– Perkiraan dari 2 atau 3 jam sehari, atau 14 sampai 21 jam per minggu, ini didasarkan pada definisi yang menyesatkan dari “bekerja”. Perkiraan minimum yang lebih realistis untuk masyarakat pemburu-pengumpul nomaden adalah sekitar 40 jam penuh per minggu, dan ada yang bekerja lebih dari itu_
– Sebagian besar masyarakat ini tidak tanpa kekerasan_
– Persaingan ada di sebagian atau semua masyarakat. Dalam beberapa persaingan mereka menggunakan kekerasan_
– Masyarakat ini sangatlah bervariasi dalam hal merusak lingkungan. Beberapa mungkin tidak merusak lingkungan, tetapi yang lain merusak lingkungan mereka melalui perburuan yang berlebihan, penggunaan api yang sembrono, atau dengan cara yang lain_

Saya bisa mengutip banyak sumber yang dipercaya untuk mendukung pernyataan di atas, tetapi surat ini akan menjadi sangat panjang. Di sini saya hanya menyebutkan beberapa contoh_

Kekejaman terhadap hewan

Mbuti pygmies:

Anak itu membentangkannya pada serangan pertama, menjepit hewan ke tanah melalui bagian berdaging dari lambung. Tetapi hewan itu masih hidup, masih melawan. […] Maipe meletakkan tombak lain di lehernya, tetapi dia masih menggeliat dan berjuang. Sampai tombak ketiga menusuk hatinya dan membuatnya menyerah. […] Para pygmie berkumpul dalam grup, menunjuk pada hewan yang sekarat dan tertawa. Di lain waktu saya melihat orangorang pygmie ini mencabuti bulubulu dari burung yang masih hidup, menjelaskan bahwa daging akan menjadi lebih empuk jika kematian datang secara perlahan. Dan berburu anjing, mereka menendanginya tanpa ampun sejak hari dimana dia dilahirkan sampai hari kematiannya. –Colin Turnbull, The Forest People, Simon and Schuster, 1962, halaman 101_

Eskimos: orang Eskimo yang hidup bersama Gontran de Poncins memukul dan menendang anjing mereka secara brutal. –Gontran de Poncins, Kabloona, Time-Life Books, Alexandria, Virginia, 1980, halaman 29, 30, 49, 189, 196, 198-99, 212, 216_

Siriono: orangorang Siriono kadangkadang menangkap hiduphidup hewan yang masih muda dan membawa mereka ke perkemahan, tetapi mereka tidak memberi hewanhewan itu makanan, dan memperlakukan hewan itu secara kasar sampai hewan itu meninggal. –Allan R. Holmberg, Nomads of the Long Bow: The Siriono od Eastern Bolivia, The Natural History Press, Garden City, New York, 1969, halaman 69-70, 208. (Orangorang Siriono bukanlah murni masyarakat pemburu-pengumpul, karena mereka menanam tanaman sampai batas tertentu dalam waktu yang tertentu, tetapi kebanyakan mereka hidup dengan cara berburu dan mengumpulkan. –Holmberg, halaman 51, 63, 67, 76-77, 82-83, 265)_

Kurangnya kesetraan gender

Mbuti Pygmies: Turnbull mengatakan, “seorang wanita tidak berada di bawah lakilaki” (Colin Turnbull, Wayward Servants, The Natural History Press, Garden City, New York, 1965, halaman 270), dan bahwa, “wanita tidak didiskriminasikan” (Turnbull Forest People, halaman 154). Namun dalam buku yang sama, Turnbull menyatakan sejumlah fakta yang menunjukkan bahwa Mbuti tidak memiliki kesetaraan gender sebagai istilah yang dipahami saat ini. “dalam jumlah tertenu, pemukulan terhadap istri dianggap baik, dan istri diharapkan untuk melawan” (Wayward Servants, halaman 287). “Dia mengatakan dia sangat senang dengan istrinya, dan dia tidak merasa perlu untuk memukuli istrinya” (Forest People, halaman 205). Seseorang melempar istrinya ke tanah dan menamparnya (Wayward Servants, halaman 211). Suami memukuli istrinya (Wayward Servants, halaman 192). Mbuti mempraktekkan apa yang disebut oleh orang Amerika sebagai “pemerkosaan” (Wayward Servants halaman 137). Turnbull memberikan dua contoh lakilaki yang memberikan perintah kepada istriistri mereka (Wayward Servants, halaman 288-89; Forest People, halaman 265). Saya belum menemukan contoh di dalam buku Turnbull tentang istri memberi perintah kepada suami mereka_

Siriono: orangorang Siriono tidak memukuli istri mereka (Homberg, halaman 128). Tapi: “wanita tunduk kepada suaminya” (Homberg, halaman 125). “Keluarga umumnya didominasi oleh lakilaki tertua” (halaman 129). “[W]anita […] didominasi oleh lakilaki” (halaman 147). “Sex umumnya dilakukan oleh lakilaki […] Jika seorang lakilaki berada di hutan sendirian dengan seorang wanita, dia mungkin melemparkan wanita itu ke tanah dengan kasar dan menggaulinya tanpa mengucapkan sepatah kata pun” (halaman 163). Para orang tua pasti lebih memilih memiliki anak lakilaki (halaman 202, lihat juga halaman 148, 156, 168-69, 210, 224)_

Suku Aborigin di Australia: “Lebih jauh ke utara dan barat [Australia] […] [k]ekuasaan jelas terletak di tangan orangorang dewasa, dimulai dari mereka, dan biasanya pelaku poligami dari kelompok usia 30-50 tahun, dan kontrol atas wanita dan anakanak muda dibagi antara mereka” (Carleton S. Coon, The Hunting People (cited earlier), halaman 255). Diantara beberapa suku di Australia, wanita muda dipaksa menikah dengan lakilaki tua, sehingga mereka harus bekerja untuk lakilaki. Yang menolak dipukuli sampai menyerah (lihat Aldo Massola, The Aborigines of South-Eastern Australia: As They Were, The Griffin Press, Adelaide, Australia, 1971. Saya tidak tahu halaman yang tepat, tapi mungkin anda akan menemukan hal tersebut diantara halaman 70 dan 80)_

Waktu yang dihabiskan untuk bekerja

Diskusi umum yang cukup baik untuk hal ini adalah oleh Elizabeth Cashdan, Hunters and Gatherers: Economic Behaviour in Bands, Stuart Plattner (editor), Economic Anthropology, Stanford University Press, 1989, halaman 21-48. Cashdan membahas sebuah studi oleh Richard Lee, yang menemukan bahwa kelompok tertentu dari Kung Bushmen bekerja tidak kurang dari 40 jam per minggu. Dan dia mencatat pada halaman 24-25, terdapat bukti bahwa penelitian tersebut dibuat oleh Lee pada tahun dimana suku Kung sedikit bekerja, dan mereka mungkin bekerja lebih di waktu yang lain. Dia menunjukkan di halaman 26 bahwa penelitian Lee tidak termasuk waktu yang dihabiskan untuk mengurus anakanak. Dan pada halaman 24-25 dia menyebutkan pemburu-pengumpul lainnya yang bekerja lebih lama dari Bushmen yang dipelajari oleh Lee. 40 jam per minggu mungkin merupakan estimasi minimum dari waktu kerja pemburu-pengumpul nomaden. Gontran de Poncins, Kabloona (cited earlier), halaman 111, menyatakan bahwa dia pernah tinggal bersama suku Eskimo yang bekerja 15 jam sehari. Mungkin maksud dia bukan bekerja 15 jam sehari, tetapi jelas bahwa suku Eskimo yang dijelaskan di bukunya bekerja sangat keras_

Diantara pigmi Mbuti yang menggunakan jarring untuk berburu, “membuat jarring adalah pekerjaan penuh-waktu […] dimana pria dan wanita menikmati kapanpun mereka memiliki waktu luang dan keinginan” (Turnbull, Forest People, halaman 131). Diantara Siriono, pria berburu, ratarata, setiap hari (Holmberg, halaman 75-76). Mereka mulai berburu saat fajar dan kembali ke perkemahan antara jam 4-6 sore (Holmberg, halaman 100-101). Ini berarti bahwa setidaknya mereka berburu ratarata 11 jam perhari, dan dalam tiga setengah hari ratarata 38 jam per minggu. Karena pria juga melakukan sejumlah besar pekerjaan saat mereka tidak berburu (halaman 76, 100), waktu kerja mereka, ratarata dalam setahun, menjadi lebih dari 40 jam per minggu. Sebenarnya, Holmberg memperkirakan bahwa Siriono menghabiskan hampir setengah dari waktu mereka untuk berburu dan mencari makanan (halaman 222), yang berarti sekitar 56 jam per minggu dihabiskan untuk kegiatan ini saja. Jika ditambah dengan pekerjaan yang lain, maka akan menjadi lebih dari 60 jam per minggu. Wanita Siriono “menikmati istirahat kurang dari waktu kerja suaminya” dan “kewajiban untuk merawat anakanak-nya hingga dewasa, menyisakan sedikit waktu untuk beristirahat” (Holmberg halaman 224). Informasi lain yang menunjukkan betapa kerasnya orangorang Siriono harus bekerja, lihat halaman 87, 107, 157, 213, 220, 223, 246, 248-49, 254, 268_

Kekerasan

Seperti disebutkan sebelumnya, banyak contoh kekerasan yang dapat ditemukan dalam buku Coon, The Hunting People. Menurut Gontran de Poncins, Kabloona, halaman 116-120, 125, 162-165, 237-238, 244, pembunuhan –biasanya karena tusukan di bagian belakang– umum terjadi diantara oarangorang Eskimo. Setahu saya para pigmi Mbuti mungkin salah satu masyarakat primitif yang tidak begitu kejam, karena tidak terdapat kasus pembunuhan diantara mereka dalam laporan Turnbull (terlepas dari pembunuhan bayi; lihat Wayward Servants, halaman 130). Namun, dalam The Forest People dan Wayward Servants Turnbull menyebutkan banyak terjadi perkelahian dan pemukulan dengan tangan atau tongkat. Paul Schebesta, Die Bambuti-Pygäen von Ituri, Volume I, Institute Royal Colonial Belge, Brussels, 1938, halaman 81-84, melaporkan adanya bukti bahwa selama paruh pertama abad ke-19, Mbuti melancarkan peperangan mematikan terhadap desa perumahan Afrika yang juga tinggal di hutan mereka (untuk pembunuhan bayi, liha Schebesta, halaman 138)_

Kompetisi

Adanya persaingan yang terjadi dalam masyarakat pemburu-pengumpul ditunjukkan oleh perkelahian yang terjadi diantara mereka (Coon, Hunting Peoples, halaman 238, 252, 257-58). Jika pertarungan fisik bukan merupakan bentuk persaingan, maka tidak ada persaingan_

Perkelahian mungkin muncul dari kompetisi untuk mencari pasangan. Sebagai contoh, Turnbull, Wayward Servants, halaman 206, menyebutkan seorang perempuan kehilangan tiga gigi dalam perkelahian dengan perempuan lainnya untuk seorang lakilaki. Coon, halaman 260, menyebutkan perkelahian memperebutkan perempuan yang dilakukan oleh lakilaki asli Australia. Kompetisi memperebutkan makanan juga dapat menyebabkan perkelahian. “Ini bukan untuk mengatakan bahwa pembagian [daging] terjadi tanpa sengketa atau kepahitan. Sebaliknya, sering terjadi perbedaan pendapat yang keras dan panjang saat selesai berburu dan kembali ke perkemahan […]” (Turnbull, Wayward Servants, halaman 158). Coon merujuk pada “perbedaan pendapat yang keras” atas pembagian daging ikan paus diantara orangorang Eskimo (Hunting Peoples, halaman 125)_

Kesimpulan

Saya bisa mengutip faktafakta konkret yang menunjukkan suatu kekonyolan jika berpikir bahwa orangorang primitif itu non-kompetitif, konservasionis vegetarian yang mempunyai kesetaraan gender, menghormati hak hewan, dan tidak harus bekerja untuk hidup. Tetapi surat ini sudah cukup panjang, sehingga contohcontoh diatas cukup untuk menggambarkannya_

Saya tidak bermaksud untuk mengatakan bahwa cara hidup masyarakat pemburu-dan-pengumpul tidak lebih baik dari kehidupan modern. Sebaliknya, saya percaya itu lebih baik diluar perbandingan. Mungkin sebagian besar peneliti yang telah mempelajari masyarakat pemburu-pengumpul telah menyatakan rasa hormat mereka, mengagumi mereka, atau bahkan iri dengan mereka. Sebagai contoh, Cashdan, halaman 21, mengacu pada cara hidup berburu-dan-mengumpulkan sebagai “kesuksesan”. Coon, halaman XIX, mengacu pada “hidup penuh dan memuaskan” dari masyarakat pemburu-pengumpul. Turnbull, Fores People, halaman 26, menulis:

[Orangorang Mbuti] adalah orangorang yang ditemukan di hutan, sesuatu yang membuat hidup mereka lebih dari layak, sesuatu yang berhasil, dengan segala kesulitan dan masalah dan tragedi, suatu hal yang indah penuh dengan sukacita dan kebahagiaan dan tanpa pengawasan_

Schebesta menulis, halaman 73:

Bervariasi adalah bahaya, tetapi juga pengalaman yang menyenangkan dalam berburu dan perjalanan yang tak terhitung jumlahnya melewati hutan! Kita yang tidak puitis, seperti mesin tidak dapat memiliki lebih dari sebuah firasat tentang bagaimana semua itu menyentuh oarangorang di hutan dalam pikiran mistis-magis mereka dan membentuk sikap mereka_

Dan di halaman 205:

Pigmi berdiri di hadapan kita sebagai salah satu ras manusia yang paling alami, sebagai orang yang hidup secara eksklusif sesuai dengan alam dan tanpa melanggar organisme fisik mereka. Diantara sifatsifat utama mereka adalah kealamian yang luar biasa dan hidup, dan kebahagiaan yang tak tertandingi dan tanpa pengawasan. Mereka adalah orang yang hidupnya sesuai dengan hukum alam_

Tetapi jelas bahwa alasan mengapa kehidupan primitif itu lebih baik dari kehidupan peradaban saat ini tidak ada hubungannya dengan kesetaraan gender, kebaikan untuk hewan, non-kompetitif, atau non-kekerasan. Nilainilai tersebut merupakan nilainilai lembut peradaban modern. Dengan memproyeksikan nilainilai tersebut milik masyarakat pemburu-pengumpul, Gerakan GA telah menciptakan sebuah mitos utopia primitif yang tidak pernah ada dalam kenyataan_

Anarkisme Hijau dan revolusi

Jadi, meskipun Gerakan GA mengklaim menolak peradaban dan modernitas, mereka tetap diperbudak oleh nilai yang paling penting dari masyarakat modern. Untuk alasan ini, Gerakan GA tidak dapat menjadi gerakan revolusioner yang efektif_

Pertama, bagian dari energi Gerakan GA dibelokkan jauh dari tujuan revolusi yang sebenarnya –untuk menghilangkan teknologi modern dan peradaban umumnya– yang mendukung isu pseudo-revolusioner dari rasisme, seksisme, hakhak binatang, hak homoseksual, dan sebagainya_

Kedua, karena komitmen terhadap isuisu pseudo-revolusioner, Gerakan GA dapat menarik kaum kiri terlalu banyak –orang yang kurang tertarik dalam menyingkirkan peradaban modern kecuali mereka yang berada di dalam isuisu kaum kiri tentang rasisme, seksisme, dll. Hal ini dapat menyebabkan defleksi energi gerakan lebih lanjut dari isu teknologi dan peradaban_

Ketiga, tujuan mengamankan hakhak perempuan, homoseksual, hewan, dan sebagainya, tidak kompatibel dengan tujuan menghilangkan peradaban, karena perempuan dan kaum homoseksual di masyarakat primitif seringkali tidak memiliki kesetaraan, dan masyarakat seperti itu biasanya kejam terhadap hewan. Jika tujuannya adalah untuk mengamankan hakhak kelompok tersebut di atas, maka kebijakan yang terbaik adalah tetap tinggal dengan peradaban modern_

Keempat, Gerakan GA mengadopsi terlalu banyak nilainilai lembut dari peradaban modern, serta mitos dari utopia primitif, menarik terlalu banyak, pemimpi, malas, orang yang tidak praktis, yang lebih cenderung untuk memilih mundur ke dalam fantasi utopia daripada mengambila tindakan yang efektif dan realistis untuk menyingkirkan sistem teknoindustrial_

Bahkan, ada indikasi bahwa Gerakan GA mengambil rute yang sama dengan agama Kristen. Awalnya, di bawah kepemimpinan pribadi Yesus Kristus, Kristen bukan hanya sebuah gerakan keagamaan, tetapi juga gerakan menuju revolusi sosial. Sebagai sebuah gerakan yang murni keagamaan bisa dibilang Kristen mengalami kesuksesan, tetapi gagal total sebagai gerakan revolsuioner. Gerakan tersebut tidak melakukan apapun untuk memperbaiki kesenjangan sosial pada masanya, dan segera setelah orangorang Kristen memiliki kesempatan untuk membuat kesepakatan dengan Kaisar Konstantin, mereka menjualnya dan menjadi bagian dari struktur kekuasaan kekaisaran Romawi_

Tampaknya ada beberapa kemiripan yang menggelisahkan antara psikologi dari Gerakan GA dan awal gerakan Kekristenan. Analogi antara dua gerakan tersebut yang mencolok: utopia primitif = Taman Eden; perkembangan peradaban = Kejatuhan, dosa asal, memakan apel dari Pohon Pengetahuan; Revolusi = Hari Kiamat; kembali ke utopia primitif = kedatangan Kerajaan Tuhan. Veganisme mungkin memainkan peran psikologis yang sama dengan pembatasan makanan dalam Kristen (puasa selama pra-paskah) dan dalam agama lainnya. Resiko yang diambil oleh para aktivis dalam menggunakan tubuh mereka untuk memblokir mesinmesin penebangan dan sebagainya, dapat dibandingkan dengan martir pada masa awal Kristen yang meninggal karena kepercayaan mereka (kecuali bahwa kemartiran orangorang Kristen membutuhkan keberanian yang jauh lebih banyak daripada taktik yang digunakan oleh aktivis hari ini). Jika Gerakan GA mengambil jalur yang sama seperti Kristen, maka mereka juga akan mengalami kegagalan sebagai gerakan revolusioner_

Gerakan GA mungkin bukan hanya tidak berguna, tetapi lebih buruk dari itu, karena mungkin menjadi hambatan bagi pengembangan gerakan revolusioner yang efektif. Sejak oposisi terhadap teknologi dan peradaban merupakan bagian penting dari program Gerakan GA, anak muda yang peduli tentang apa yang dilakukan peradaban teknologi terhadap dunia akan tertarik ke dalam gerakan itu. Tentu saja tidak semua dari anak muda adalah kaum kiri, lunak, pemimpi, jenis yang tidak efektif; beberapa dari mereka memiliki potensi untuk menjadi revolusioner yang nyata. Tetapi dalam Gerakan GA mereka kalah jumlah dengan kaum kiri dan orang yang tidak berguna lainnya, sehingga mereka dinetralkan, mereka menjadi rusak, dan potensi revolusioner mereka terbuang percuma. Dalam hal ini, Gerakan GA bisa disebut sebagai perusak potensi revolusioner_

Ini akan diperlukan untuk membangun gerakan revolusioner baru yang akan menjaga dirinya sendiri terpisah dari Gerakan GA dan nilainilai peradaban. Saya tidak bermaksud untuk mengatakan ada sesuatu yang salah dengan kesetaraan gender, kebaikan untuk hewan, toleransi terhadap homoseksualitas, atau sejenisnya. Tetapi nilainilai ini tidak memiliki relevansi dengan upaya untuk menghilangkan peradaban teknologi. Mereka bukanlah nilainilai revolusioner. Sebuah gerakan revolusioner yang efektif harus mengadopsi nilainilai keras dari masyarakat primitif, seperti ketrampilan, disiplin diri, kejujuran, stamina fisik dan mental, intoleransi dari pembatasan diri yang dipaksakan dari luar, kemampuan untuk menahan rasa sakit fisik, dan, di atas segalanya, keberanian_

P.S. Surat yang ditujukan kepada saya kadangkadang tidak sampai pada saya, jadi jika anda menulis surat kepada saya dan tidak mendapat jawaban, anda dapat berasumsi bahwa saya tidak menerima surat anda. –TJK

Hormat saya,
Ted Kaczynski

Lampiran: foto copy halaman 28 dan 29 dari majalah Beras and Other Top Predators, Volume 1, Edisi 2_

Foto kopi artikel “Sibling Desperado”, Science News, Volume 163, 15 Februari 2003_

Ted Kaczynski bisa dihubungi di alamat berikut:

Theodore John Kaczynski
04475-046
U.S. Penitentiary Max
P.O. Box 8500
Florence, CO 81226-8500

*terjemahan surat balasan Ted Kaczynski kepada seorang anarkis Turki. untuk versi bahasa inggris, klik link ini atau ini*

Comments are closed.